You are currently viewing Dosen Prodi Pendidikan Biologi Gelar Pelatihan Penyusunan Soal Kemampuan Berpikir Kritis & Analisis Model RASCH pada Guru IPA

Dosen Prodi Pendidikan Biologi Gelar Pelatihan Penyusunan Soal Kemampuan Berpikir Kritis & Analisis Model RASCH pada Guru IPA

Hasil studi PISA menunjukkan bahwa kemampuan literasi, sains dan matematika siswa-siswi di Indonesia masih rendah. Salah satu ciri-ciri soal yang diujikan dalam tes PISA adalah mengukur kemampuan berpikir kritis. Guru, termasuk guru IPA hendaknya mampu melakukan pembelajaran dan penilaian yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Terkait dengan penilaian, guru IPA juga harus mampu mengembangkan soal kemampuan berpikir kritis. Analisis butir soal merupakan tahapan yang penting dalam mengembangkan soal. Analisis butir soal menggunakan model RASCH memiliki kelebihan kualitas pengukuran dan analsisisnya lebih baik.

Melalui program hibah dari LP3M UMRAH, dosen UMRAH yang memiliki keahlian pendidikan Biologi (Nur Eka Kusuma Hindrasti, M.Pd.), pendidikan kimia (Ardi Widhia Sabekti, M.Pd.), dan pendidikan fisika (Dios Sarkity, M.Pd.) melakukan pelatihan dengan tema “Menyusun Soal Kemampuan Berpikir Kritis dan menganalisis menggunakan model RASCH  pada Guru IPA SMPN 7 Tanjungpinang”.  Tim pengabdian terdiri dari dosen dan mahasiswa. Target peserta adalah seluruh guru IPA di SMPN 7 Tanjungpinang yang berjumlah 6 orang. Walaupun pada masa Pandemi Covid-19, namun kegiatan pengabdian ini dilaksanakan secara offline karena pertimbangan peserta pelatihan tidak banyak yaitu berjumlah 6 sehingga memungkinkan untuk dilakukan di sebuah ruangan. Pertimbangan yang lain adalah agar pelatihan lebih optimal dengan adanya interaksi langsung antara pelatih (dosen) dan peserta (guru). Jika guru mengalami kesulitan, pelatih langsung dapat mengetahui dan memberikan arahan.

Sambutan dan Pembukaan Kegiatan Pelatihan oleh Wakil Kepala SMP Negeri 7 Tanjungpinang

Kegiatan dilakukan selama 2 kali, kegiatan pertama pada 19 Agustus 2020 yaitu pelatihan menyusun soal kemampuan berpikir kritis. Kegiatan dibuka oleh Kepala Sekolah SMPN 7 Tanjungpinang yang diwakili oleh Wakil Kepala Sekolah. Sebelum kegiatan inti, tim pengabdian membagikan pretes kepada seluruh peserta untuk mengetahui pengalaman dan pengetahuan awal terkait tema pengabdian. Seluruh guru IPA SMPN 7 Tanjungpinang berpartisipasi aktif. Penyusunan soal oleh guru IPA dilakukan secara berkelompok sesuai tingkatan kelas. 2 guru menyusun soal untuk kelas VII, 2 guru menyusun soal untuk kelas VIII, dan 2 guru menyusun soal untuk kelas IX. Soal yang dikembangkan berupa soal esai. Pada 25 Agustus 2020 peserta menyerahkan soal kemampuan berpikir kritis kepada tim pengabdian untuk dilakukan validasi oleh ahli (konten dan konstruk), yaitu narasumber atau pelatih pada pelatihan ini. Setelah validasi oleh ahli dilakukan validasi empiris dengan memberikan soal kepada siswa.  Hasil tes digunakan untuk menganalisis butir soal menggunakan model RASCH yang dilatihkan pada kegiatan kedua.

Kegiatan Pertama: Pelatihan Menyusun Soal Kemampuan Berpikir Kritis

Kegiatan kedua dilaksanakan pada 14 September 2020 yaitu pelatihan analisis butir soal menggunakan model RASCH. Pada kegiatan yang kedua ini terdapat penambahan 1 peserta yaitu guru IPA dari SMPN 10 Tanjungpinang. Analisis butir soal yang dilakukan tidak hanya soal kemampuan berpikir kritis yang telah dikembangkan yaitu berupa uraian, tetapi juga soal pilihan ganda yang telah disediakan oleh narasumber. Seluruh peserta antusias dengan seluruh rangkaian kegiatan dibuktikan dengan adanya pertanyaan dan diskusi yang interaktif. Berdasarkan analisis butir soal, diketahui adanya soal yang tidak layak, maka soal tersebut dibuang, sehingga didapatkan soal kemampuan berpikir kritis yang layak digunakan. Sebelum kegiatan ditutup, tim pengabdian memberikan postes.

Kegiatan Kedua: Pelatihan Analisis Butir Soal Menggunakan Model RASCH

Berdasarkan hasil pretes dan postes serta observasi dan wawancara terhadap peserta pelatihan, diketahui bahwa kemampuan menyusun soal kemampuan berpikir kritis guru IPA meningkat. Selain itu, guru IPA juga mampu melakukan analisis soal menggunakan model RASCH. Dengan demikian tujuan kegiatan pengabdian ini telah tercapai, yaitu kemampuan guru IPA dalam menyusun soal kemampuan berpikir kritis semakin meningkat dan mampu menganalisis butir soal menggunakan model RASCH. Tanggapan guru atas kegiatan ini antara lain: sangat menarik dan bermanfaat, sesuai kebutuhan, dan sangat membantu dalam pengolahan nilai dan analisis butir soal. Seluruh guru menyatakan bahwa pelatihan membuat dan menggunakan aplikasi pembelajaran dan penilaian sangat dibutuhkan, namun jarang didapatkan.

Kegiatan kedua: Pelatihan analisis butir soal menggunakan model RASCH